Peran serta media sosial di Pemilu 2014





Sejumlah jaringan media nasional, internasional seperti stasiun televisi CNN, AlJazerah memberitakan kemenangan Obama untuk kali kedua di pemilu presiden ke-57 Amerika Serikat. Obama waktu itu dengan sangat meyakinkan meraih dukungan luas dari masyarakat moderat dan juga kelompok minoritas negeri Paman Sam itu.


Media setempat juga mencatat kemenangan presiden kulit hitam pertama AS itu merupakan kemenangan tim sukses yang memanfaatkan jejaring media sosial facebook dan twitter.

Contoh lain ketika peran twitter dan facebook berhasil memenangkan pasangan Jokowi-Ahok untuk meraup suara di pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.

Catatan analytics.topsy.com sejak 24 Agustus 2012, nama Jokowi dibicarakan sebanyak 15.000-30.000 kali di Twitter. Terbukti, media sosial dan internet berhasil mengalahkan media konvensional seperti televisi, radio dan surat kabar.

Keunggulan teknologi inilah yang dimanfaatkan sejumlah partai politik, calon legislative maupun calon presiden untuk mewadahi segala kegiatan sejumlah elit untuk mengkampanyekan diri, baik bentuk tulisan, gambar, maupun suara.

Memang banyak keuntungan yang didapat dari peran twitter dan facebook serta jejaring sosial ataupun media online bagi para calon terpilih pemilu nantinya.

Selain irit biaya dan mudahnya membuat akun akun facebook/twitter, pengguna twitter serta facebook terbilang banyak di indonesia, tahun 2013 ini saja penguna internet di Indonesia sebanyak 82 juta orang, 50 jutanya adalah penguna facebook, sementara penguna twitter 29 juta orang, Dengan jumlah tersebut, Indonesia menempati urutan kelima sebagai pengguna Twitter terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Brazil, Jepang, dan Inggris. 

Jumlah penduduk yang akan memilih di Pemilu 2014 sebanyak 175 juta orang, penguna facebook  hampir 30 persen dari jumlah tersebut. Jadi bisa dibayangkan besarnya jangkauan pengaruh dari media sosial. Twitter lebih cocok digunakan untuk menyebarkan informasi secara interaktif, sedangkan Facebook cocok untuk membangun suatu komunitas. 

Media sosial mungkin bisa berperan lebih banyak dalam pemilu 2014. Pertama, jika penyebaran pengguna sosial sudah relatif menyebar ke seluruh Indonesia. Saat ini pengguna ponsel pintar (smatrphone) kurang dari 40 persen populasi penduduk. Kedua, jika pengguna ponsel pintar yang tahun depan diprediksi dididominasi kalangan muda menularkan pilihan politik kepada orangtuanya. 

Siapapun kandidat Capres, baik yang sudah populer apalagi yang belum dikenal luas oleh masyarakat, mau tidak mau harus memperhatikan pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kandidat.

Berkaca dari itu, jelas sekali bahwa media sosial akan menjadi salah satu medan perang antara partai-partai politik peserta Pemilu 2014. Mereka akan memanfaatkan masyarakat perkotaan hingga pedesaan, anak-anak muda hingga orangtua yang sudah mengenal facebook dan twitter bukan lagi barang asing. 

Di sisi lain media sosial juga bisa menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengutarakan opininya. Sehingga akan berkembang dikancah  publik yang mendorong bagi lebih besarnya partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014, sehingga meminimalisirkan tingkat golput, sekaligus dapat mempromosikan berlangsungnya proses pemilihan yang lebih cerdas.

Masyarakat sekarang pun harus lebih cerdas dalam memilah milih pemimpin seperti apa yang dibutuhkan di Tanah Air Indonesia kita ini, agar kedepannya Indonesia bisa lebih baik lagi sesuai tujuan negara Indonesia yang terdapat dalam Undang Undang Dasar 1945 (UUD ’45) “untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur”


Referensi/Sumber :



0 komentar:

Posting Komentar